Japan Trip Day 1

Karakter kisah ini :

1

S = Saya
N = anak laki-laki saya, 8 tahun
O = ayah saya
G = adik perempuan saya

Tiba di Haneda Airport pukul 5 pagi, kami ngantuk berat. Meskipun sebenarnya senang akhirnya menginjak daratan setelah penerbangan bertubulensi dari Jakarta, tetap saja tidak bisa tidur menguasai kami. Jadi dengan mata sayu kami melewati imigrasi, menunggu bagasi, dan berharap bisa segera jalan-jalan di Tokyo untuk menghilangkan kantuk, ternyata…. antrian menebus JR pass sangat panjang !!

1.jpg

Mengular, sampai ke area sepi di balik dinding. Banyak turis yang sudah tiba lebih dulu duduk dan tiduran di lantai. Jadi kamipun mengantri bergantian. Ketika mengantri ada yang beli pasmo card, cari info di tourist information, lihat jadwal Airport Limouside dan tidur sebentar untuk O. Herannya N cukup bersemangat. Maklum, semalam dia bisa tidur menyamping diatas 3 seat dengan paha saya sebagai bantal.

5.jpg

Loket Suica & peta kereta Jepang yang tadinya saya takuti

Akhirnya tiba giliran kami untuk mendapatkan JR pass. Pelayanannya cepat. Meskipun sulit bagi saya untuk memahami bahasa Inggris petugasnya, tapi dengan bahasa tubuh dan menunjuk-nunjuk, kami cukup paham bagaimana cara memakai JR pass. Dan kamipun keluar dan siap untuk menjelajah Tokyo ? No… cari pengantaran koper dulu.

Kami menemukan tempat pengantaran koper yang bekerjasama dengan ANA. Mereka bisa mengantar koper ke hotel kami sekitar jam 6-8 malam dengan biaya 3000 yen untuk 3 koper besar. Setelah itu kami beli tiket limousine bus dengan tujuan Grand Nikko Tokyo Daiba yang akan berangkat pukul 10. Masih lama, sarapan dulu yuk di airport.

Kami naik 1 lantai ke bagian Departure counter, mirip dengan terminal 3 Soetta, tapi lebih terang dan cerah. Naik 1 lantai lagi dan cari sarapan yang harganya masih wajar. Kami menemukan restoran ramen yang pembeliannya dengan vending machine. Staf restaurant tidak bisa bahasa Inggris. Aneh juga untuk restaurant di bandara kok tidak bisa (IMO). Tapi dengan bahsa tarzan akhirnya bisa juga beli dan menunggu karena restaurant kecil itu penuh. Tidak lama kemudian kami duduk, dan menikmati ramen otentik Jepang pertama kami. N pesan gyoza kesukaannya. Ocha dingin gratis. Nyam… perut kenyang. Saatnya ke bus ? Tidak… masih lama. Ayo jalan lagi, lihat vending machine, foto-foto dan menikmati toilet keren berpenghangat. 😍 mau bawa pulang !

Hahaha

6.jpg

beli ramen dengan vending machine

Ok, ayo turun ke halte bus.

Begitu turun di eskalator. Tiba-tiba… o o… kok dingin. Dan begitu pintu terbuka, whuuusshhh…. udara dingin 9C menyerang. Astaga, dingin banget !! Cari toilet, pakai heattech underwear, keluarkan syal. Di dalam airport suhunya pas. Ternyata diluar… oh tidak. Dengan baju 3 lapis begini pun masih dingin dan bus kami masih 30 menit lagi. Perhatikan penunjuk di layar diatas nomor halte. Untunglah ada ruang tunggu. Kami menunggu sampai bus kami datang. Hangat didalam sini.

Bus datang, kami segera naik. Ada staf membawa poster berbahasa Inggris dan bergambar memberi info bahwa Penumpang di kursi depan harus pakai seatbelt. Cepat sekali bicaranya dalam bahasa Jepang. Tak lama kemudian bus pun berangkat. Menjemput penumpang di beberapa terminal sebelum menuju Tokyo Bay. Kami pun tak kuasa menahan kantuk dan beberapa kali tertidur. Saya coba bangun, tapi ngantuk sekali. Entah berapa lama saya tidur, tapi saya melihat jalanan Tokyo yang rapi, barisan pohom sakura, dan mendekati tempat tujuan, mata kami semua sudah terbuka lebar. Fuji TV building yang unik berada dekat pemberhentian kami. Sampai di hotel, kami turun dan jalan dipandu google maps menuju Miraikan.

7.jpg

Jalan 10 menit yang dingin, tapi kami masih sangat bersemangat.

Miraikan National Museum of Emerging Science

Saat saya mengantri tiket, yang lain duduk-duduk di bangku yang bersebelahan dengan banyak tanaman tulip. Wah ada tulip juga ! Ternyata memang ada festival tulip disini. Dan ada beberapa burung merpati bersahabat yang jalan-jalan disitu. Suara burung gagak memecah kesunyian terdengar khas anime Jepang. Ternyata memang itu pemandangan biasa disini.

0.jpg

Masuk ke Miraikan, kami simpan tas kami di locker dan masuk ke temporary exhibit pertama yang membuat saya merasa bahwa seharusnya suami ikut kesini. Pameran mesin-mesin berat! Excavator, bulldozer, you name it. N suka, sangat suka ! Biasanya kami lihat mesin-mesin ini belepotan lumpur. Tapi sekarang dipamerkan dengan segala kekuatannya. Look at those claws ! Huge tires ! Benar-benar mata anak laki-laki yang mengantuk terbuka. Ada percobaan menarik dengan katrol, dengan 2 katrol dan 3 katrol dengan lebih banyak tali. Yang mana yang lebih ringan. Science at work.

Setelah itu, souvenir shop. Oh oh… sudah umur segini saja N minta beli. Apalagi 4 tahun lalu ketika sedang panas-panasnya suka Bob the builder? Tapi kami bisa lewat dari sini tanpa beli apa-apa. Yes!

4.jpg

Menaiki eskalator menuju permanent exhibit nya, kami tepat waktu untuk melihat ASIMO. Robot itu memeragakan menendang bola, menari, berlari. Lucu sekali.

3.jpg

Setelah ASIMO, berbagai peragaan science kami coba. Tapi tentu saja O duduk saja sambil buka whatsapp. Bersama G, saya dan N melihat pameran berbagai robot, peragaan detail lup, dan perkiraan apa yang akan terjadi di masa depan,

Just one word. Awesome !!

N sebetulnya ingin melihat-lihat lebih lama. Tapi kami sudah lapar. Jam makan siang waktu Indonesia. Kami pun menuju Diver City untuk foto dengan Gundam. Loh makannya kapan? Nanti, setelah ketemu Gundam.

8.jpg

Menuju Diver City kami melewati taman dengan banyak bunga tulip dan sakura. Bahkan O ingin berfoto ditengah bunga. Memang bunganya sangat cantik.

Dan inilah dia Gundam itu.

9.jpg

I am not a fan of Gundam. Jadi foto saja dan ayo masuk cari kehangatan dan makan di foodcourtnya. Menu yang N inginkan adalah Western Beef Bac dari Carl’s Jr yang disini bukan beef, tapi real bacon. Wow ! Lebih mahal daripada Indonesia. Kami pesan curry rice dengan macam-macam topping. Ini juga pertama kalinya makan telur mentah. Enaaak!

Dari Diver City kami berjalan menuju stasiun Tokyo Teleport. Sudah bisa check in hotel. Ayo jalan. Hotel cukup jauh dari sini. Jalan ke stasiun juga bukannya dekat. Tapi melihat betapa kerennya Tokyo Bay membuat perjalanan tidak terasa lama.

10.jpg

Naik kereta ke hotel, kami melewati Disney resort. Sayang sekali hotel kami tidak jauh dari Disney resort tapi kami tidak kesitu kali ini. Hemat.

Sampai di stasiun Ichikawashiohama, Nice Inn Hotel Ichikawa Tokyo Bay langsung terlihat, pas di depan stasiun. Karena itulah kami pilih hotel ini meskipun dia jauh dari mana-mana. Untuk pemula seperti kami ini, pilih hotel yang dekat stasiun buat hati tenang. Dan di depan stasiun ada Daily Yamazaki. Bingo ! Lengkap sudah. Cek di Google Street View, terlihat jelas !

Nice Inn Hotel Tokyo Bay

Pintu masuk dari samping, resepsionis ada di Lt 2. Liftnya pas untuk kami ber-4. Proses check ini berlangsung sangat baik dan bersahabat. Meskipun kurang lancar berbahasa inggris, stafnya sangat ramah dan berusaha membantu kami. Kamar kami ada di lantai 4. Kami dapat free flow soft drink, bisa meminjam teko air panas untuk kami minum. Hotel ini murah, tapi servicenya bagus ! Kami suka dengan kamar kami. 4 bunk bed, kamar mandi dan toilet terpisah yang mungil tapi pas! Kami dapat bath salt, lemari es, locker, baju tidur dan mesin pengering sepatu. Keren !

Ngantuk banget… saya tertidur sebelum mandi. Tidak berkeringat sama sekali ya! Makan malam yang kami beli di Daily Yamazaki, lalu tidur segera untuk perjalanan besok ke Fujisan.

TRAVEL TIPS

Selama perjalanan di Jepang, app yang paling membantu adalah ini :

App ini menyediakan pilihan rute perjalanan dan sangat tepat waktu. Kita bisa mencari line mana yang paling dekat dengan kita dan memilih rute itu. Bisa ditentukan juga kita mau rute JR, non JR atau yang paling banyak jalannya.

Sebelum berangkat, app ini sudah kami pakai untuk mengira-ngira rute dan membuat itinerary. Ketika di Jepang, app ini terus yang dibuka. Dan google maps untuk rute jalan kakinya. N selalu ingin tahu kita naik line apa dan nama-nama stasiunnya. Dan dia masih mengingatnya waktu blog ini ditulis.

Google translate dan VoiceTra juga dipakai, meskipun tidak ideal.

Untuk cuaca saya pakai app ini :

Lengkap, tepat, mudah dipakai. Yah sambil sesekali ketik “Tokyo weather” di google untuk second opinion. Tapi ternyata sama saja 😁

Leave a comment