Japan Trip Day 2 & 3 : Fujisan & Lalaport Tokyo Bay

Ah, hari ini cukup berantakan ! πŸ˜–

Kami kurang persiapan sehingga tidak booking bus ke Kawaguchiko. Ketika kami tiba di halte bus di Tokyo Station, bus yang ada baru berangkat jam 1 siang. Kami cari jalan lain. Ada shinkansen ke Otsuki station yang dilanjutkan kereta ke Kawaguchiko, tapi berangkat dari Shinjuku station. Tepat waktu kereta akan berangkat, ternyata harus reserve seat dulu. Aduh, jadi mundur ke kereta 1 jam kemudian. Antrian di reserve seat ini panjang banget! Jadi cukup waktu untuk cari ekiben. Dan N menemukan ekiben yang dia inginkan. Lumayan, jadi bisa santai menunggu kereta dan lihat-lihat toko-toko di Shinjuku station yang menjual makanan-makanan unik.

12.jpg

Inilah ekiben yang N inginkan, Kids menu, harganya sekitar 1000 yen. Rasanya enak banget bagi N.

11.jpg

Jam berangkat hampir tiba, kami turun ke platform, dan mengantri di nomor gerbong yang ada di lantai. Cuaca saat itu dingin banget. Kereta tiba dan N kecewa. Karena kereta yang akan kami naiki bukan shinkansen bullet train yang dia bayangkan. Kereta ini bentuknya datar.

Image result for fuji excursion Limited Express Fuji Excursion

Yang kami naiki adalah Fuji Excursion yang baru debut Maret kemarin.

Selama perjalanan kami menikmati ekiben yang sudah dibeli, sambil menikmati pemandangan Jepang yang indah. The train goes smoothly. Saya ngantuk karena bangun jam 4 pagi, membangunkan semua orang di kamar dan menunggu mereka persiapan. Sampai di Otsuki station, kami semua turun dan harus ganti kereta ke Kawaguchiko. Antriannya luar biasa ! Kami beli tiket kereta yang termasuk tiket berbagai macam sightseeing bus di loket (yang ternyata pemborosan karena hari sudah siang dan kami tidak cukup waktu untuk jalan-jalan).

2.jpg

Kami tiba di Kawaguchiko sekitar jam 12 siang. Semua penumpang kereta turun disana. Stasiun kecil itu langsung penuh dengan orang !! G langsung antri untuk booking bus pulang. Antrian sudah panjang dan waktu-waktu enak untuk pulang ke Tokyo sudah fully booked. Jadi kami dapat tiket untuk pulang jam 18.30.

0.jpg

Waktu sudah habis cukup banyak buat antri, masih ditambah kita mau sewa jaket karena sudah tidak tahan dengan udara dingin. Salah kostum ini. Sewa jaket sebetulnya bisa untuk 3 hari, jadi ini pemborosan juga *sad* . Akhirnya semua selesai dan kami siap pergi ke Iyashi no Sato.

Iyashi no Sato

Tujuan utama ini untuk memuaskan kenarsisan G. Dia ingin foto pakai kimono dengan latar belakang desa kuno Jepang disini. O dan N ikut pakai kostum samurai. Tapi N tidak tahan karena kostum yang dia pakai berat.

1.jpg

Tidak banyak yang kami lakukan disini selain menyalurkan kenarsisan. Ini saja sudah makan waktu sampai jam 4 sore ! Rencana ke wind cave, ice cave dan naik ropeway pun batal. Semua sight-seeing bus sudah tidak beroperasi lagi. Jadi kami menghangatkan diri di Lawson dan souvenir shop.

5.jpg

Jam 18.30, bus datang dan kami pulang ke Tokyo station. Perjalanan 2 jam yang seharusnya bisa saya pakai tidur, tidak saya lakukan karena lampu bus tidak dimatikan. Sudah coba berbagai cara tetap tidak bisa, padahal O, G, dan N tidur nyenyak. Ya sudahlah.

Sampai di Tokyo station pukul 20.30. Banyak toko-toko dan restoran yang sudah hampir tutup. Rencana dinner di station batal, sudah ingin cepat kembali ke hotel saja. Okelah, ayo pulang. Disini saya melihat pemandangan yang berbeda dari para karyawan Jepang. Di pagi hari semuanya sibuk cepat-cepat berjalan masuk ke kereta untuk berangkat kerja. Tapi di malam hari ini, saya lihat mereka berkelompok, saling mengobrol dan mengucapkan salam. Terlihat lebih manusiawi.

Pada perjalanan pulang ke hotel, di kereta kami dapat kejutan. Seorang kakek menggambar kami dan memberikan sketsanya sesaat sebelum dia berhenti di pemberhentiannya. A kindness from a stranger makes this trip sweeter.

4.jpg

Sampai di hotel kami bersiap untuk istirahat. Tidak ada persiapan khusus karena ramalan cuaca besok hujan seharian dan kami akan santai saja di hotel. Tapi O & G yang suka jalan-jalan dan shopping tidak tahan, jadi besoknya kami pergi ke Lalaport Tokyo Bay yang berjarak 2 stasiun dari hotel kami.

Lalaport Tokyo Bay

image from Chiba, Japan Travel Guide

Hujan deras, tapi untunglah ada bus gratis dari stasiun Minami-funabashi ke Lalaport. Kami sampai disana dan inilah hari untuk O & G yang doyan shopping. Tokyu Hands. Muji. Uniqlo. Dan lain-lain. N dan saya yang bosan belanja dan ingin santai hanya bisa duduk menunggu mereka selesai belanja sambil main game. Dari semua tokonya, saya paling suka Tokyu Hands. Saya suka belanja stationary. Untuk oleh-oleh baru saya beli beberapa snack dari Muji. Siangnya kami makan di Kura-Zushi.

BTW, sebelum berangkat ke Jepang kami sudah download peta Lalaport, karena waktu cek perkiraan cuaca seminggu sebelumnya kami sudah tahu kalau hari Rabu ini akan hujan seharian. Tapi tetep aja yah, begitu tiba di tempat baru kami cari directory, ada petugas yang siap membantu di mall directory lantai dasar, menunjukkan toko yang ingin kami datangi. Untuk kembali ke stasiun pun ada jalur khusus dari mall. Tapi karena hujan tidak bisa kami jalan kaki.

Kura Zushi

Anehnya saya tidak berselera makan sushi. G yang mencari tempat ini dan sangat kepingin mencoba 100 yen sushi-nya. N suka salmon sushi, dan gaya conveyor belt disini. Setelah selesai, tiap 5 piring yang kami kembalikan, kita bisa ada kesempatan mendapatkan Gashapon. Sayangnya dari 2 kali kemungkinan, kami cuma dapat 1. Gantungan kunci Detektif Conan.

Sore hari saat belanja selesai, food court lantai dasar dipenuhi remaja berseragam sekolah. Mereka asyik ngobrol, menulis, dan dandan. Pemandangan ini unik. Ada yah mal di Indonesia yang membiarkan remaja berseragam sekolah masuk ?

Keluar dari Lalaport, hujan masih awet. Kami naik bus lagi kembali ke stasiun, pulang ke hotel dan bersiap packing karena besok kami akan ke Nagoya.

Note to self :
– lain kali ke Kawaguchiko harus menginap !
– kalau tidak menginap, harus booking jam keberangkatan bus sepagi mungkin
– reserve seat harus dilakukan H-1 untuk menghindari ketar ketir hati menjelang berangkat
– ramalan cuaca Jepang SANGAT AKURAT

Leave a comment